Hakiki dalam Bernikmat
Sebuah kenikmatan di dunia ini adalah rahmat dari Allah SWT, dari nikmat jasmani maupun nikmat rohani. Allah memberikan nikmat dunia tanpa ada batasan antara mukmin maupun kafir yang tidak pernah terputuskan walaupun kita sedang tertidur. Bahkan karena kemurahan Allah atas satu nikmat mata belum tentu kita ibadah 100 tahun belum mampu menganti dengan seimbang kenikmatan mata yang Allah berikan kepada kita.
Ada sebuah kenikmatan yang allah berikan kepada kita namun kita selalu melupakannya, bahkan karena tingginya derajat kenikmatan tersebut, setan selalu mengincar dan menggodanya agar umat manusia lalai dan khilaf. Kenikmatan tersebut ialah nikmat sehat dan nikmat kesempatan.
Rosulullah bersabda dari Ibnu abbas ra.
”Terdapat dua kenikmatan dimana sebagaian besar manusia justru terpedaya dengan keduanya, yaitu kesehatan dan kesempatan.”
Segala sesuatu bisa diraih jika kita sehat. Ingin Ibadah khusuk? Ingin kaya? Ingin bekerja? Ingin menuntut ilmu? Ingin makan? Singkat cerita ingin bahagia dunia akherat? Jawabannya hanya SEHAT.
Dalam Tanbighul Ghofilun disebutkan dari Bakar Abdullah Al Mazaniy berkata: ”Barang Siapa merupakan muslim dan berbadan sehat, maka telah bersatu dalam dirinya puncat kenikmatan dunia dan puncak kenikmatan akherat, karena puncak kenikmatan dunia adalah kesehatan dan puncak kenikmatan akherat adalah Islam.’
Kenikmatan kedua yang sering dilupakan adalah nikmat kesempatan (mumpung bhs jawa). Wahai sahabat ingat petuah ulama: ”Jagalah dirimu dari 5 hal yang telah datang sebelum 5 hal yang akan datang didunia ini:
1.Kaya sebelum miskin
2.Sehat sebelum sakit
3.Luang sebelum sempit
4.Hidup sebelum mati
5.Muda sebelum tua
Ada seorang orang tua berkata : ”Andaikan aku bisa muda lagi aku akan ceritakan betapa payahnya tua itu.”
Maka dari itu wahai pemuda, harapan bangsa, harapan agama, harapan kedua orang tua! Gunakan masa mudamu untuk dapat berguna, untuk ibadah kepada Allah sebelum masa tuamu datang. Coba lihat orang-orang yang sudah tua, Jalan sudah susah, Sakit-sakitan, makan tidak nyaman karena ompong, badan loyo bahkan bisa dikatakan hidupnya hanya tinggal menunggu giliran untuk dibunuh malaikat isroil.
Waktu akan selalu berjalan dan tidak akan kembali lagi dan siapa yang tidak rugi? Allah berfirman dalam Al Asr
1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Suatu suatu peringatan di hari akherat nanti bumi akan bercerita tentang perilaku kita dan dia pula nanti menjadi saksi hidup.
Al kisah dari Yahya Mutamakin (Semarang)
Suatu saat Isroil diperintahkan oleh Allah untuk menjemput Rosulullah, namun sebelum dijemput Rosulullah memohon permintaan pada Allah yakni (1) ½ Umatku masuk surga, (2) Hak memberi Syafaat yang bersholawat untuk aku.
Dan akhirNya doa itu di Ijabahi Allah
Rosulullahpun bergembira dan bersabda: ”Semua umatku masuk surga kecuali yang tidak mau sholawat, barang siapa yang tidak taat aku (rosul) ia masuk neraka.”
Ada dua poin penting yang bisa di jadikan pelajaran yakni :
1.Jaminan Allah terhadap Umat rosullullah masuk surga
2.Urgentsi Sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Kalau kita lihat sekarang ini Sangat banyak sholawat yang beredar di dunia islam semuanya baik namun Sholawat yang paling popular adalah simthudduror dan faedahnya adalah
1.Orang membacanya menjadi hatinya tenang.
2.Sebagai tali penghubung Nabi Muhammad SAW.
3.Orang yang duduk bersama-sama diMajelis wajahnya menjadi cahaya (Golongan wajahnya bercahaya di Akherat lebih terang dari matahari) Duduk dalam majelis karena Allah bukan karena kepentingan mereka.
Allahu ‘alam bi showb
Ditulis Abdullah Mustaghfirin Asror(Nuryahman)Alumni PMII Galang Sewu POLINES
Tanggal 4 Mei 2007di Semarang
Artikel ini dapat didownload di Http/nuryahman.blogspot.com atau http/abdullah.asror.googlepages.com/home (Intisari di sampaikan oleh Guru Saya AbdulWahid. Yahya Mutamakin pada tanggal 9 september 2005 di Forum silaturohmi Ulama, takmir masjid dan Mushola daerah Semarang)
Home
»
Hikmah Islam
»
Hakiki dalam Bernikmat
Hakiki dalam Bernikmat
Written By عبدالله مستغفرين on 31 Mei 2007 | 14.29
Related articles
Topik Bahasan:
Hikmah Islam